A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di
dalam era globalisasi dan informasi pasti akan membawa perubahan tersendiri
bagi setiap individu, masyarakat, maupun di suatu institusi-institusi tertentu
dan dalam setiap tatanan kehidupan manusia. Akibatnya ialah semakin banyaknya
individu, anak-anak, remaja, peserta didik di sekolah, serta warga masyarakat
yang lainnya akan dihimpit oleh berbagai tantangan, ketidakpastian dan
terhempas dari berbagai harapan serta keinginan yang tak dapat terpenuhi.
Selama masa Orde Baru, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan
pembangunan pendidikan dengan hasil yang cukup banyak. Gedung-gedung, ruangan
belajar, sarana prasarana untuk penyelenggaraan pendidikan dari jenjang sekolah
dasar sampai ke perguruan tinggi telah dikembangkan dalam jumlah yang cukup
besar. Upaya pembangunan pendidikan dengan sasaran pemerataan pendidikan sudah
berjalan dengan sukses. Namun banyak lontaran yang mengatakan bahwa “apakah upaya peningkatan itu bersifat
kualitas atau kuantitas saja”.
Kekhawatiran itu perlu mendapatkan perhatian lebih. Khususnya yang
menyangkut permasalahan siswa. Permasalahan yang dialami oleh siswa atau
mahasiswa sering kali tidak dapat dihindari, meski pengajaran yang diberikan
oleh guru maupun dosen sudah yang baik sekalipun. Hal ini banyak disebabkan
karena sumber–sumber permasalahan banyak disebabkan dari luar sekolah atau di
luar perkuliahan. Dalam kaitan itu, maka permasalahan yang dihadapi oleh siswa
atau mahasiswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Melihat semua permasalahan
tersebut, maka dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling disamping
kegiatan pembelajaran.
Dalam tugas pelayanan yang luas, bimbingan dan
konseling merupakan suatu pelayanan yang mengacu pada keseluruhan perkembangan
mereka, dan menjadi salah satu komponen dari pendidikan kita.
Mengingat bahwa pengertian bimbingan dan konseling
merupakan suatu kegiatan bantuan yang diberikan kepada individu pada umumnya,
dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka untuk meningkatkan mutunya.
Hal ini sangat relevan jika dilihat bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha
sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi yang
dimiliki oleh seorang individu.
Kepribadian menyangkut masalah perilaku dan sikap
mental seorang individu. Sedangkan kemampuan pada seseorang, meliputi masalah
akademik dan keterampilan yang dimiliki oleh individu. Tingkat kepribadian dan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang itu berbeda dan merupakan suatu gambaran
mutu dari orang yang bersangkutan. Setiap individu mempunyai kepribadian dan
kemampuan yang berbeda-beda.
Bimbingan dan konseling sendiri lebih
menekankan pada layanan pemberian informasi dengan cara menyajikan pengetahuan
dan wawasan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau
memberikan sesuatu dengan memberikan suatu nasihat, mengarahkan, menuntun ke
suatu tujuan tertentu dan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi oleh seseorang. Tujuan tersebut mungkin hanya diketahui oleh kedua
belah pihak saja dan lebih mengarah pada bimbingan dan penasehatan kepada
konseli, jadi pembimbing (konselor) lebih bersifat aktif dan konseli bersifat
pasif.
Sedangkan dunia pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sekaligus
sebagai tindakan sosial yang mungkin berlaku melalui suatu jaringan
hubungan-hubungan kemanusiaan yang mampu menentukan watak pendidikan dalam
suatu masyarakat melalui peranan-peranan individu di dalamnya, yang diterapkan
dalam proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan alat atau sarana yang menentukan
sampai di mana kemampuan tersebut dapat dicapai. Dalam konteks lebih luas bahwa
pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi yang utama, dapat hidup di
tengah-tengah masyarakat dan menjadi warga Negara yang baik, karena setiap
perbuatan manusia mengandung tujuan.
Didalam dunia pendidikan juga diajarkan banyak
pelajaran, baik pelajaran yang bersifat umum, maupun pelajaran yang bersifat
keagamaan. Bagi mereka yang bersekolah di sekolah agama, misal MI, MTS, MAN
maupun di Pondok Pesantren, pasti mereka tidak asing lagi dengan pelajaran yang
berbau agama. Namun hal itu menjadi terbalik, jika dibandingkan dengan mereka
yang bersekolah di sekolah umum, seperti SD, SMP, SMA, atau SMK, mereka hanya
dikenalkan dasar-dasar agama islam saja, dan tidak terlalu menjurus ke
pelajaran lain yang lebih banyak mengandung unsur agamanya, seperti Fiqh,
Hadis, Tafsir, Bahasa Arab, dll.
Namun tak menutup kemungkinan juga mereka yang
bersekolah di sekolah umum, akan melanjutkan pendidikannya di jalur umum terus,
pasti di antara mereka juga akan ada yang melanjutkan pendidikannya di sekolah
yang mayoritas pelajarannya banyak agamanya. Seperti contoh mereka yang dulunya
sekolah di sekolah umum, akan melanjutkan pendidikannya ke IAIN misalnya.
Dengan keadaan yang seperti itu, pasti banyak menimbulkan keresahan dan
kecemasan bagi mereka yang dulunya sekolah di sekolah umum, lalu melanjutkan
pendidikannya ke sekolah yang berbasis agama. Tentu di antara mereka akan
merasa was-was, cemas dan takut dengan semua pelajaran yang belum mereka terima
di sekolah umum. Dan semua pelajaran itu menjadi asing bagi mereka yang dulunya
sekolah di sekolah umum.
Semua itu bisa terjadi mungkin karena tuntutan dari
orang tua, yang ingin anaknya bisa memperoleh ilmu agama lebih dalam lagi.
Tanpa berpikir panjang, si anak lalu mengiyakan permintaan orang tuanya
tersebut. Atau bagi mereka yang gagal masuk ke perguruan tinggi umum misalnya,
otomatis mereka akan lari ke perguruan tinggi agama. Namun setelah mereka
diterima di perguruan tinggi agama, mereka kaget dan merasa asing dengan semua
mata kuliah yang banyak mengandung unsur agama. Maka dari itu tak heran jika
ada di antara mereka yang merasa was-was, cemas dan ketakutan jika mengikuti
pelajaran tersebut. Apalagi jika dosen yang mengajar termasuk dosen yang killer. Otomatis kecemasan dan ketakutan
mereka akan bertambah.
Kecemasan termasuk salah satu bentuk dari gangguan
mental. Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk
berbuat sesuatu.
Cemas merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan sangat berat bagi
seseorang untuk memikulnya. Oleh karena itu, ia berusaha sekuat mungkin untuk
bisa melepaskan diri dari kecemasan itu dengan berbagai cara dan jalan yang
mereka lakukan.
Kecemasan merupakan inti dari semua kesukaran kejiwaan
yang diderita oleh manusia, yang kemudian mendorongnya kepada situasi yang
menyulitkan dan menyebabkannya bertingkah laku dengan cara yang tidak wajar dan
membuat kaget orang lain. Cara yang sangat wajar untuk menghindari rasa cemas
dan tidak senang adalah dengan jalan menghilangkan sumber penyebabnya.
Kecemasan
merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan
diikuti dengan perasaan gelisah, khawatir, bingung, tangan atau tubuh menjadi
bergetar, keringat dingin bercucuran dan takut.
Konsep
psikodinamik menurut Freud juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama
dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu
dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap
kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama.
Kecemasan
juga merupakan aspek subjektif dari perasaan yang dialami oleh seseorang karena
semua itu melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan dan timbul karena
menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan
biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia
mengalami kecemasan tersebut.
Kecemasan sebagai dampak dan konflik dari bagian
kehidupan manusia yang tak bisa terhindarkan, serta dipandang sebagai komponen
dinamika kepribadian yang paling utama. Kecemasan berasal dari proses fungsi
ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya
sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.
Fenomena yang ada di lapangan adalah IAIN telah
membuka pendaftaran mahasiswa baru, namun tidak hanya bagi mereka yang lulusan
Pondok Pesantren atau sekolah yang berbasis agama saja, namun juga terbuka
untuk umum, seperti mereka yang lulusan dari sekolah umum, juga bisa kuliah di
Institut Agama ini. Jadi tak menutup kemungkinan mereka yang lulusan dari
sekolah umum juga ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi
agama. Nah maka dari itu, sekarang
mahasiswa IAIN juga banyak yang lulusan dari sekolah umum. Namun, mereka sering
kali merasakan kecemasan, karena sebagian besar mata kuliah disini banyak yang
berbau agama, misal Ilmu Fiqh, Hadis, Tafsir, Ilmu Kalam, Bahasa Arab terutama,
dll. Otomatis mereka merasa asing dengan semua mata kuliah tersebut. Jadi
banyak diantara mahasiswa lulusan dari sekolah umum, yang berusaha untuk bisa
mempelajari semuanya itu, meskipun mereka belum mengerti sebelumnya.
Peneliti juga menemukan salah seorang mahasiswa dari
jurusan Sosiologi Semester III yang lulusan
dari sekolah umum, meskipun dia kuliah di IAIN atas inisiatifnya sendiri, tapi
dia juga banyak menemukan kesulitan ketika mulai memasuki perkuliahan, bahkan
dia sempat merasa ketakutan dengan semua mata kuliah yang akan dia hadapi
nantinya. Dia sering cemas apabila ada mata kuliah yang tidak dimengerti.
Terutama Mata Kuliah Bahasa Arab. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan juga
akan terjadi pada mahasiswa lain yang lulusan dari sekolah umum.
Melihat
fenomena yang ada, maka peneliti ingin meneliti tentang, BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP KECEMASAN PADA
MAHASISWA LULUSAN DARI SEKOLAH UMUM
DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN BAHASA ARAB (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswa Dari
Tiga Program Studi Di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan tentang tema
diatas, maka peneliti akan memfokuskan permasalahan ke dalam rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa saja gejala-gejala kecemasan pada mahasiswa lulusan dari sekolah umum
dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab?
2.
Bagaimana proses Bimbingan Konseling Islam terhadap kecemasan pada
mahasiswa lulusan dari Sekolah Umum dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab
Dari Tiga Program Studi Di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
3.
Bagaimana hasil dari Bimbingan Konseling Islam terhadap kecemasan pada
mahasiswa lulusan dari Sekolah Umum dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab
Dari Tiga Program Studi Di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada rumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gejala-gejala kecemasan pada mahasiswa lulusan dari Sekolah Umum dalam
mengikuti perkuliahan Bahasa Arab.
2. Untuk mengetahui proses Bimbingan Konseling Islam
terhadap kecemasan pada mahasiswa lulusan dari Sekolah Umum dalam mengikuti
perkuliahan Bahasa Arab Di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Untuk mengetahui hasil Bimbingan Konseling Islam
terhadap kecemasan pada mahasiswa lulusan dari Sekolah Umum dalam mengikuti
perkuliahan Bahasa Arab Di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun
manfaat dalam penelitian skripsi ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini mengkaji tentang
Bimbingan Konseling Islam terhadap kecemasan yang diharapkan dapat bermanfaat
dalam menambah wawasan teori dalam bidang Bimbingan Konseling Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi
Pihak Institusi
1) Penelitian
ini diharapkan dapat menjadikan bahan pertimbangan bagi pihak institut untuk
membantu mahasiswanya dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
kecemasan mahasiswa lulusan dari sekolah umum yang melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi islam.
2) Penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk mewujudkan visi dan misi
dalam Bimbingan dan Konseling Islam.
b. Bagi
Peneliti Selanjutnya
1)
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan bahan pertimbangan
dalam penelitian selanjutnya.
2)
Dijadikan sebagai bahan
untuk menerapkan pengalaman, wawasan, pelajaran dan pengetahuan yang telah
diperoleh selama di bangku kuliah.
E. DEFINISI KONSEP
Agar
tidak terjadi kesalahpahaman dalam hal pengertian, istilah, isi, maksud dan
tujuan pada penelitian skripsi ini, maka penulis akan memaparkan kata atau
konsep kunci dari judul skripsi ini. Di samping itu juga sebagai penjelas agar
mudah di pahami, agar tidak terjadi kesenjangan antara judul dengan pembahasan
dalam skripsi ini.
Konsep
merupakan unsur dari suatu penelitian. Konsep merupakan definisi singkat dari
sejumlah fakta atau gejala yang ada. Dengan demikian konsep dalam penelitian
harus ditentukan batasan permasalahannya dan ruang lingkupnya dengan harapan
permasalahannya tersebut tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemahaman dan
maksud.
1. Bimbingan Konseling
Islam
Bimbingan
dan Konseling Islam (BKI) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam memberikan bantuan kepada orang lain yang sedang mengalami
kesulitan-kesulitan rohaniah agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri
karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa sehingga
timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat
sekarang dan masa depannya.
Sedangkan
menurut Hamdani Bakran Adz Dzaky, bimbingan konseling islam adalah suatu
aktivitas dalam memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu
yang meminta bimbingan dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat
mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan
serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan
benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Rasulullah SAW.
2. Kecemasan
Kecemasan
adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Yang dimaksud cemas di
sini adalah keadaan jiwa yang tidak tenang yang menyebabkan seseorang menderita
gangguan mental, sehingga dapat menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang
tidak rasional.
Kecemasan
merupakan suatu hal normal yang sering terjadi pada setiap individu, semua itu
terjadi akibat dari reaksi umum terhadap stres yang terkadang disertai dengan
munculnya kecemasan. Akan tetapi, kecemasan dapat dikatakan menyimpang bila
individu tidak dapat meredam dan mengatasi rasa cemas tersebut dalam situasi
tertentu.
3. Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan mata kuliah yang ada di IAIN Sunan Ampel
yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Sebelum diterima menjadi mahasiwa IAIN Sunan
Ampel, terlebih dahulu calon mahasiswa juga harus mengikuti test masuk
perguruan tinggi islam ini, dan salah satu materi yang diujikan adalah bahasa
Arab.
Berdasarkan
uraian definisi konsep di atas, maka yang dimaksud dengan judul skripsi ini
adalah mengkaji tentang kecemasan pada mahasiswa lulusan dari sekolah umum
dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab dan bagaimana proses Bimbingan
Konseling Islam terhadap kecemasan yang dihadapi oleh mahasiswa lulusan dari
sekolah umum dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab.
F. METODE PENELITIAN
1.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah penelitian
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, dalam
bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kualitatif” menyebutkan bahwa metode
penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sedangkan
jenis penelitian yang digunakan dalam penelit ialah studi kasus, yaitu
penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia
didalamnya. Lebih lanjut, studi kasus dapat dipahami sebagai penelitian yang
dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,
lembaga atau orang tertentu. Jadi dalam penelitian ini peneliti berusaha
mendeskripsikan kecemasan pada mahasiswa lulusan dari sekolah umum di Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab.
2.
Subjek
Penelitian
Fokus dalam penelitian dapat berupa orang,
kelompok, perorangan, pola hubungan atau interaksi, sebuah organisasi,dll.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Accidental sampling. Dalam Accidental sampling, kelompok subyek yang kebetulan
sering dijumpai di tempat-tempat tertentu. Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa Dari Tiga Program Studi yang ada di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
Jadi subyek penelitian ini adalah Mahasiswa
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya dari lulusan sekolah umum yang
mengalami kecemasan saat mengikuti perkuliahan Bahasa Arab. Disini Peneliti
memilih tiga mahasiswa yang berasal dari Tiga Program Studi yang ada di
Fakultas Dakwah, yakni Program Studi Sosiologi, Program Studi Psikologi dan
Program Studi Komunikasi. Alasan peneliti memilih Program Studi dalam
penelitian ini karena mahasiswa di Program Studi tersebut rata-rata banyak yang
dari sekolah umum.
3.
Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan
sumbernya, jenis data dibagi dua, yaitu :
a.
Data primer : Yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya, dalam hal ini yaitu konseli sendiri.
b.
Data sekunder: Yaitu
data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, jadi data
sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya artinya melewati satu
atau atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Dalam hal ini yaitu teman-teman
konseli.
4.
Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada hal-hal
sebagai berikut:
a.
Latar
belakang pendidikan subyek.
b.
Kehidupan
sosial subyek.
c.
Alasan
subyek melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Islam.
d.
Sikap
subyek dalam menghadapi kecemasan saat mengikuti perkuliahan Bahasa Arab.
5.
Tahap-Tahap Penelitian
Tahap ini terdiri pula atas tahap
pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan,
dan
tahap analisis data.
a.
Tahap
pra-lapangan
Pada tahap ini peneliti akan terlebih
dahulu melakukan beberapa tahap kegiatan diantaranya adalah menyusun rancangan
penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus surat-surat perijinan,
menjajaki dan menilai lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan informan
yang mungkin akan diperlukan untuk menunjang hasil atau data dari penelitian
ini, menyiapkan perlengkapan yang nantinya dibutuhkan dalam penelitian,
memahami etika dan aturan-aturan yang harus ditaati pada saat melakukan
penelitian.
b.
Tahap
Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga
bagian yaitu: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan,
berperan serta sambil mengumpulkan data. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam tahap memahami latar penelitian dan persiapan diri, antara lain adalah
pembatasan latar dan peneliti, penampilan peneliti pada saat di lapangan,
pengenalan hubungan peneliti di lapangan, jumlah waktu studi yang diperlukan
untuk melakukan penelitian tersebut.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam tahap memasuki lapangan adalah sebagai berikut: keakraban hubungan antara
subyek dengan peneliti dan dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian
ini, dan mencatat hasil penggalian data.
c.
Tahap
Analisis Data
Tahap analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah data ditelaah, langkah
berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.
Langkah selanjutnya adalah menyusunnya, kemudian
dikategorikan sambil melakukan coding. Tahap akhir dari analisis data ini
adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data dan penafsiran data dengan
menggunakan metode tertentu.
6.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
a.
Wawancara
Wawancara
merupakan suatu proses dalam memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si pewawancara dengan
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
Proses wawancara ini dilengkapi dengan
pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus
diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk
pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti
mengenai aspek-aspek yang dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek apakah
aspek-aspek relevan tersebut telah ditanyakan atau dibahas.
Dalam
penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan ketiga mahasiswa lulusan
sekolah umum dari 3 Program Studi Yang ada di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya yang mengalami kecemasan dalam mengikuti perkuliahan Bahasa Arab.
b.
Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks serta tersusun dari proses biologis dan psikilogis. Dalam menggunakan
teknik observasi yang terpenting adalah mengandalkan pengamatan dan ingatan
dari peneliti. Cara tersebut digunakan untuk memperoleh data kualitatif yang
berupa keadaan konseli dalam bersosialisasi dari situ kita dapat mengetahui penyebab
pola pikir konseli, serta untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan
Konseling Islam yang harus dilakukan dalam mengarahkan konseli untuk berpikir
positif terhadap kecemasan yang dialaminya.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat agenda gambaran, dll.
Data yang diperoleh melalui metode ini
adalah data berupa gambaran umum mengenai lokasi penelitian.
TABEL 1
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
No.
|
Jenis
Data
|
Sumber
Data
|
TPD
|
1.
|
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
|
Informan
+ Dokumentasi
|
D + W + O
|
2.
|
Deskripsi
Latar Belakang Konselor, Klien dan Masalah
|
Klien +
Konselor + Informan
|
W + O
|
3.
|
Bentuk-bentuk
Keadaan Klien
|
Klien +
Konselor + Informan
|
W + O
|
4.
|
Proses
Konseling
|
Konseli +
Konselor
|
W
|
Keterangan :
D : Dokumentasi
O : Observasi
W : Wawancara
TPD : Teknik
Pengumpulan Data
7.
Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) adalah upaya
yang dilakukan dengan data, mengorganisasikan data memilah-milah menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.
Didalam pelaksanaan penelitian setelah data
terkumpul, maka data tersebut dianalisis deangan analisis deskriptif untuk memberikan
gambaran keadaan klien sebelum proses konseling dilaksanakan yaitu bentuk
gejala dan faktor penyebab kecemasan pada mahasiswa lulusan sekolah umum dalam
mengikuti perkuliahan Bahasa Arab. Dan sesudah proses konseling yaitu
memberikan gambaran mengenai hasil dari proses pelaksanaan konseling yang sudah
dilakukan.
8.
Teknik Keabsahan Data
Teknik
keabsahan data mempakan faktor yang menentukan dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan validitas data. Teknik
keabsahan data ini didasarkan pada kriteria dasar kepercayaan (kredibilitas ),
yaitu
:
a.
Perpanjangan
keikutsertaan
Menurut
Lexy J. Moleong bahwa keikutsertaan peneliti dalam penelitian kualitatif tidak
dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi dibutuhkan perpanj angan
keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat keapercayaan data
yang dikumpulkan.
b.
Ketekunan Pengamatan
Ketekunan
pengamatan ini diharapkan sebagai upaya untuk memahami pola pikir dan perilaku,
situasi, kondisi dan proses tertentu sebagai pokok penelitian. Hal tersebut
berarti penulis secara mendalam serta tekun dalam mengamati berbagai faktor dan
aktifitas tetentu.
Ketekunan
pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian
memusatkan pada hal-hal tersebut secara terperinci.
c.
Triangulasi
Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini, penulis melakukan
triangulasi dengan menggunakan perbandingan sumber dari perbandingan teori
dengan sumber. Trianggulasi dibedakan atas empat macam yakni:
1)
Trianggulasi data (data triangulation) atau trianggulasi
sumber, adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda
untuk mengumpulkan data yang sejenis.
2)
Trianggulasi peneliti (investigator triangulation), yang
dimaksud dengan cara trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data atau
simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya
dari beberapa peneliti.
3)
Trianggulasi
metodologis (methodological triangulation),
jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan
data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda.
4)
Trianggulasi teoretis (theoretical triangulation), Trianggulasi
ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori
dalam membahas permasalahan yang dikaji.
Adapun
trianggulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
data dan trianggulasi metode.
Dalam
trianggulasi data atau sumber, peneliti menggunakan beberapa sumber untuk
mengumpulkan data dengan permasalahan yang sama. Peneliti membandingkan dan
mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi, disamping itu juga
membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan
orang lain. Pada metode ini cara memperoleh triangulasi meliputi :
1) Membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan
apa yang dilakukan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara
pribadi.
3) Membandingkan
apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu.
4) Membandingkan
keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat orang lain.
5) Membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sedangkan trianggulasi metode yang
peneliti terapkan bahwa pengumpulan data dilakukan melalui berbagai metode atau
teknik pengumpulan data yang dipakai. Hal ini berarti bahwa pada satu
kesempatan peneliti menggunakan teknik wawancara, pada saat yang lain menggunakan
teknik observasi, dokumentasi, dan seterusnya. Penerapan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda ini sedapat mungkin untuk menutupi kelemahan atau
kekurangan dari satu teknik tertentu sehingga data yang diperoleh benar-benar
akurat.
9.
SISTEMATIKA
PEMBAHASAN
Untuk
mempermudah memahami dan mempelajari apa yang ada dalam penelitian ini, maka
sistematika pembahasannya dapat di bagi dalam beberapa bab.
BAB
I : PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dalam
skripsi untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan
mengapa penelitian ini dilakukan. Dalam pendahuluan ini memuat tentang latar
belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, definisi konsep,
sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kajian teoritik ini memuat tentang
kajian pustaka, kajian teoritik, serta
penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III : PENYAJIAN DATA
Didalamnya
berupa deskripsi umum objek penelitian, dan deskripsi hasil penelitian
BAB IV : ANALISIS DATA
Didalamnya
meliputi setting penelitian yang menjelaskan tentang deskripsi lokasi penelitian, deskripsi konseli dan
deskripsi konselor. Penyajian data meliputi ciri-ciri kecemasan, faktor-faktor
penyebab kecemasan, proses
pelaksanaan bimbingan konseling Islam
dan hasil pelaksanaan bimbingan
konseling Islam.
BAB V : PENUTUP
Bab
ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi simpulan
dan saran yang berupa rekomendasi untuk pihak sekolah sebagai tempat
pelaksanaan penelitian dan juga saran untuk pembaca hasil penulisan penelitian
ini yang akan menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
10. JADWAL PENELITIAN
BULAN
|
OKTOBER
|
NOVEMBER
|
DESEMBER
|
JANUARI
|
KEGIATAN/
MINGGU
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
Pengajuan Matrik Judul
Skripsi
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Revisi Matrik
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Revisi Proposal
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Seminar Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Interview/
Tanya jawab
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Observasi
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penulisan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbaikan/
Revisi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PEDOMAN WAWANCARA
Informasi
|
Data
Yang Diperoleh
|
Pedoman
Wawancara
|
Klien
Teman
Kelas Klien
|
Identitas
Klien
Latar
Belakang Keluarga Klien
Riwayat
Pendidikan Klien
Kehidupan
Sosial Klien
Masalah
yang dihadapi klien
Kondisi
Klien
|
1.
Siapa nama klien?
2.
Berapa Usia klien?
3.
Mahasiswa Program
Studi apa?
4.
Klien anak ke berapa?
5.
Berapa jumlah saudara
klien?
6.
Bagaimana latar
belakang keluarga klien?
7.
Mulai dari SD sampai
SMA sekolah dimana saja, sekolah umum apa sekolah agama?
8.
Alasan mengapa
memilih IAIN untuk melanjutkan pendidikannya?
9.
Alasan mengapa
memilih Program Studi ......... ?
10.
Bagaimana hubungan
klien dengan teman-temannya?
11.
Apakah anda menguasai
Bahasa Arab?
12.
Jika besok ada
waktunya perkuliahan Bahasa Arab, apakah sangat gelisah?
13.
Apakah anda takut
duduk di bangku depan?
14.
Apakah jantung anda
berdegub kencang saat perkuliahan bahasa Berlangsung?
15.
Bagaimana anda
menyikapi masalah anda tersebut selama ini?
16.
Bagaimana kondisi
klien saat mengikuti perkuliahan Bahasa Arab?
|
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Barja, Psikologi Konseling
dan teknik Konseling Ssebagai Cara Menyelesaikan Masalah psikologis,
pribadi, orang lain dan Kelompok Jakarta: Studia Press, 2004,
Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. 2001. Psikoterapi Konseling Islam. Cet 1.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rhinneka Cipta.
Bugin,
Burhan. 2009. Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Cet IV. Jakarta: Kencana.
Corey,
Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling
dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Danim,
Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif.
Bandung : CV Pustaka Setia. 2002
Gunarsa, Singgih D.,
2000. Konseling dan Psikoterapi. (Jakarta: BPK Gunung Musa)
Gunarsa,
Singgih D. Psikologi anak bermasalah.
Jakarta: PT.BPK GUNUNG MULIA, 1995
J.
Moleog, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2005
Hadi,
Sutrisno. 1986. Metode Research I. Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Kasiran,
Muhammad. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Ketut
Sukardi, Dewa. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2005
Langgulung, Hasan. Asas-Asas Pendidikan Islam, cet.5 . Jakarta:
PT.Pustaka Al-Husna Baru, 2003,
Latipun. 2005. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang:
UMM Press
M. Arifin. 2007. Pokok-pokok Pikiran
Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Muhid,
Abdul. 2010. Analisis Statistik SPSS For
Windows. Surabaya: CV. Duta Aksara.
Narbuko,
Cholid dan H. Abu Ahmadi. Metodologi
Penelitian.
Suryabrata,
Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.1998.
Tim
Penyusun Jurusan BKI. 2011. Panduan
Penulisan Skripsi Jurusan Bimbingan Konseling Islam. Surabaya: Tim Penyusun
Jurusan BKI.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta: Andi Offset.
Winkel,
W.S. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.1989
Dewa Ketut Sukardi.
Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta:
PT Rineka Cipta ,2002). Hal 1-2
Abu Bakar Barja, Psikologi Konseling
dan teknik Konseling Sebagai Cara Menyelesaikan Masalah psikologis, pribadi, orang lain dan Kelompok (Jakarta:
Studia Press, 2004), hal.1
Hasan Langgulung, Asas-Asas
Pendidikan Islam, cet.5 (Jakarta: PT.Pustaka Al-Husna Baru, 2003), hal. 16.
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 1999), hal 17
M.
Arifin. Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama. (Jakarta:
Bulan Bintang, 2007), hal. 25.
Hamdani Bakran Adz Dzaky, Psikoterapi Konseling Islam, Cet. I (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), hal. 129-137
Lexy J. Moleong, Metode Penetian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),hal. 248
Lexy J. Moleong, Metode Penetian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 177-178.