GANGGUAN PERASAAN DALAM WUJUD KECEMASAN
Kecemasan adalah semacam
kegelisahan-kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang
difus. Jika kecemasan itu mengenai diri sendiri, tubuh dan kondisi psikis
mandiri disebut dengan kecemasan super ego. Misalnya kecemasan akan kematian, dituduh,
dihukum. Semua itu pada hakikatnya merupakan kecemasan eksistensial.
Selanjutnya gejala-gejala yang nampak
pada kecemasan antara lain adalah gemnetar, berpeluh dingin, mulut menjadi
kering, membesarnya pupil, sesak nafas, percepatan degup jantung, dll.
Kecemasan neurotis erat kaitannya dengan
mekanisme pelarian diri dan pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh
rasa bersalah dan berdosa serta konflik-konflik emosional yang serius dan
kronis berkesinambungan dan frustasi-frustasi.
Kecemasan psikotis adalah kecemasan
karena merasa terancam hidupnya dan kacau balau, ditambah kebingungan hebat
yang disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi psikis.[1]
Beberapa gangguan jiwa yang disebabkan
oleh kecemasan antara lain:
1.
Psikoneurosa adalah
sekelompok reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu kecemasan dan secara
tidak sadar ditampilkan keluar dalam berbagai bentuk tingkah laku dengan jalan
menggunakan mekanisme pertahanan diri. Yang disebabkan oleh faktor-faktor
psikologis dan kultural, khususnya oleh ketakutan dan kecemasan yang
menimbulkan stress atau ketegangan batin yang kuat dan kronis sehingga orang
mengalami frustasi yang cukup hebat.
2.
Histeria adalah
gangguan psikoneurotik dengan ciri emosionalitas yang ekstrim dan disertai
dengan kecemasan-kecemasan.
3.
Somnabulisme adalah
tidur dengan berjalan; ada kondisi yang membuat penderita tidur sambil berjalan
dan berbuat sesuatu dalam keadaan trance.
4.
Neurasthenia adalah
kondisi sayraf-syaraf yang lemah, orangnya tidak memiliki energi, selalu merasa
capak-lelah yang ekstrim, disertai denbgan rasa sakit dan nyeri. Adanya
perasaan-perasaan rendah diri dan selalu merasa cemas akan melakukan kegagalan.
Orangnya jadi maals berbuat dan segan berbuat, merasa selalu ragu-ragu, cepat
menjadi bingungg dan mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
5.
Fobia adalah ketakutan
atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa dikontrol terhadap
suatu kondisi, situasi atau objek tertentu. Sebab-sebab fobia antara lain :
pernah mengalami ketakutan hebat yang disertai rasa malu dan bersalah. Semua
itu terjadi tanpa adanya kesadaran.
6.
Hipokondria adalah
kondisi kecemasan yang kronis dan penderitanya selalu merasakan ketakutan dan
kecemasan yang patologis terhadap kesehatan badan sendiri.
7.
Anxiety neurosis adalah
kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, dan tidak ada
rangsangan yang spesifik. Emosi pasien ini tidak stabil, ia sangat irritable,
cepat tersinggung dan marah, sering dalam keadaan gelisah dan juga cepat
depresi disertai dengan macam-macam fantasi, delusi, dann ilusi.
Pasien selalu
mengadakan penekanan atau represi terhadap
emosi-emosi negatif akibat kegagalan-kegagalan, namun semuanya tidak bisa
berlangsung sempurna. Menurut Freud, neurosa kecemasan juga disebabkan oleh
dorongan-dorongan seksual yang tidak terpuaskan dan menjadi terhambat sehingga
menimbulkan banyak konflik batin, ketakutan serta kecemasan.
8.
Psikosomatis adalah
kondisi dimana konflik-konflik psikis atau psikologis dan kecemasan-kecemasan
menajdi sebab timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah, atau justru membuat
semakin parahnya suatu penyakit yang sudah ada. Karena tubuh dengan jiwa itu
sangat berkaitan. Contohnya kemunculan emosi-emosi tertentu disebabkan oleh
faktor mental namun juga disebakan oleh jasmaniah. Maka jelaslah ada interdependensi
atau saling ketregantungan antara proses mental dengan fungsi somatis
(fisik-jasmaniah)
9.
hypertension
10. effort
syndrome dan postpower syndrome
11. peptic
ulcer
[1] Dr. Kartini kartolo. Patologi sosial 3 “gangguan-gangguan kejiwaan”.
Jakarta: PT. RAJAWALi, 1986, hal 139-141
0 comments:
Post a Comment