Saturday, January 19, 2013

GANGGUAN PERASAAN DALAM WUJUD KECEMASAN


GANGGUAN PERASAAN DALAM WUJUD KECEMASAN

Kecemasan adalah semacam kegelisahan-kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus. Jika kecemasan itu mengenai diri sendiri, tubuh dan kondisi psikis mandiri disebut dengan kecemasan super ego. Misalnya kecemasan akan kematian, dituduh, dihukum. Semua itu pada hakikatnya merupakan kecemasan eksistensial.
Selanjutnya gejala-gejala yang nampak pada kecemasan antara lain adalah gemnetar, berpeluh dingin, mulut menjadi kering, membesarnya pupil, sesak nafas, percepatan degup jantung, dll.
Kecemasan neurotis erat kaitannya dengan mekanisme pelarian diri dan pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh rasa bersalah dan berdosa serta konflik-konflik emosional yang serius dan kronis berkesinambungan dan frustasi-frustasi.
Kecemasan psikotis adalah kecemasan karena merasa terancam hidupnya dan kacau balau, ditambah kebingungan hebat yang disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi psikis.[1]
Beberapa gangguan jiwa yang disebabkan oleh kecemasan antara lain:
1.      Psikoneurosa adalah sekelompok reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu kecemasan dan secara tidak sadar ditampilkan keluar dalam berbagai bentuk tingkah laku dengan jalan menggunakan mekanisme pertahanan diri. Yang disebabkan oleh faktor-faktor psikologis dan kultural, khususnya oleh ketakutan dan kecemasan yang menimbulkan stress atau ketegangan batin yang kuat dan kronis sehingga orang mengalami frustasi yang cukup hebat.

2.      Histeria adalah gangguan psikoneurotik dengan ciri emosionalitas yang ekstrim dan disertai dengan kecemasan-kecemasan.


3.      Somnabulisme adalah tidur dengan berjalan; ada kondisi yang membuat penderita tidur sambil berjalan dan berbuat sesuatu dalam keadaan trance.

4.      Neurasthenia adalah kondisi sayraf-syaraf yang lemah, orangnya tidak memiliki energi, selalu merasa capak-lelah yang ekstrim, disertai denbgan rasa sakit dan nyeri. Adanya perasaan-perasaan rendah diri dan selalu merasa cemas akan melakukan kegagalan. Orangnya jadi maals berbuat dan segan berbuat, merasa selalu ragu-ragu, cepat menjadi bingungg dan mengharapkan belas kasihan dari orang lain.



5.      Fobia adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu kondisi, situasi atau objek tertentu. Sebab-sebab fobia antara lain : pernah mengalami ketakutan hebat yang disertai rasa malu dan bersalah. Semua itu terjadi tanpa adanya kesadaran.

6.      Hipokondria adalah kondisi kecemasan yang kronis dan penderitanya selalu merasakan ketakutan dan kecemasan yang patologis terhadap kesehatan badan sendiri.


7.      Anxiety neurosis adalah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, dan tidak ada rangsangan yang spesifik. Emosi pasien ini tidak stabil, ia sangat irritable, cepat tersinggung dan marah, sering dalam keadaan gelisah dan juga cepat depresi disertai dengan macam-macam fantasi, delusi, dann ilusi.
Pasien selalu mengadakan penekanan  atau represi terhadap emosi-emosi negatif akibat kegagalan-kegagalan, namun semuanya tidak bisa berlangsung sempurna. Menurut Freud, neurosa kecemasan juga disebabkan oleh dorongan-dorongan seksual yang tidak terpuaskan dan menjadi terhambat sehingga menimbulkan banyak konflik batin, ketakutan serta kecemasan.

8.      Psikosomatis adalah kondisi dimana konflik-konflik psikis atau psikologis dan kecemasan-kecemasan menajdi sebab timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah, atau justru membuat semakin parahnya suatu penyakit yang sudah ada. Karena tubuh dengan jiwa itu sangat berkaitan. Contohnya kemunculan emosi-emosi tertentu disebabkan oleh faktor mental namun juga disebakan oleh jasmaniah. Maka jelaslah ada interdependensi atau saling ketregantungan antara proses mental dengan fungsi somatis (fisik-jasmaniah)

9.      hypertension
10.  effort syndrome dan postpower syndrome
11.  peptic ulcer





[1] Dr. Kartini kartolo. Patologi sosial 3 “gangguan-gangguan kejiwaan”. Jakarta: PT. RAJAWALi, 1986, hal 139-141 

0 comments:

Post a Comment