Sunday, January 20, 2013

matrik skripsi motivasi belajar



NAMA                  : RIANITA SOEFIYANAWATI
NIM                      : B03208013
KONSENTRASI  : KELUARGA

MATRIK USULAN JUDUL SKRIPSI

A.    Latar Belakang
Kehidupan manusia dari waktu ke waktu pasti mengalami perubahan, dan itu semua disebabkan karena adanya pergesekan pergaulan dalam lingkungan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
 Dalam pergaulan tersebut manusia akan terbentuk menjadi individu yang berbeda-beda, baik dari fisik, perilaku, maupun cara berfikir. Sehingga dari pergaulan itu kepribadian setiap individu akan terbentuk, karena pada hakikatnya kepribadian individu adalah serangkaian dari perilaku. Dan semua itu tak luput dari peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Namun dalam akhir-akhir ini orang tua sering dihadapkan pada satu masalah yang sering dianggap remeh, yakni masalah kesulitan belajar pada anak dan rendahnya motivasi belajar pada anak. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya di luar sering menomor duakan anak-anaknya. Perhatian dan kasih sayang mereka menjadi kurang dan bahkkan jarang mengurusi anak-anaknya.
Dan masalah yang sering dialami oleh anak-anak atau para siswa adalah mengenai prestasi di sekolahnya. Banyak dari mereka diharapkan dapat memahami pelajaran yang diterimanya serta mampu bersaing dengan temannya untuk berlomba meraih prestasi yang gemilang. Prestasi yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan, bukan berarti anak memiliki kemampuan yang rendah atau taraf inteligensi yang rendah. Karena tidak semua anak yang tidak berprestasi merupakan anak yang berinteligensi rendah. Adakalanya prestasi yang rendah tersebut disebabkan karena anak memiliki kesulitan dalam proses belajarnya atau biasa dikatakan dengan learning disabilities (kesulitan belajar).
Pada usia 7 sampai 8 tahun ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar terkadang masih diabaikan namun ketika anak sudah mencapai usia 9 tahun, dengan tuntutan akademis yang makin meningkat di fase ini biasanya stigma bodoh, malas, nakal sering diterima dari lingkungan. Artinya, kekeliruan dan beragam pemahaman yang kurang tepat tentang anak yang mengalami kesulitan belajar masih banyak dijumpai di lapangan, baik di kalangan umum maupun di kalangan guru atau pendidik sendiri. Anak yang prestasinya rendah atau tertinggal dalam pelajaran secara otomatis dikatakan bodoh. Padahal bisa jadi kemampuan anak sebenarnya bisa lebih dari itu, tapi karena anak mengalami kesulitan dalam belajar, akhirnya ia menjadi tidak berprestasi ataupun kemampuan anak tidak terlihat secara optimal sehingga prestasi anak tidak sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya.
Namun, masih banyak siswa yang mengalami beragam hambatan dan kesulitan, sehingga berakibat pada pencapaian prestasi yang tidak sesuai dengan harapan. Sehingga banyak dari mereka yang menjadi malas belajar karena sering dibanding-bandingkan dengan temannya yang lain. Tak jarang dari mereka menjadi kurang greget dalam belajar. Dan akibatnya orang tua merasa kesel dan sering mengeluh kalau anaknya malas belajar dan motivasi dalam belajarnya menjadi kurang.[1]
Sujono Trimo memberikan  pengertian motivasi adalah  suatu kekuatan  penggerak dalam perilaku  individu dalam perilaku individu, baik yang akan menentukan arah maupun daya tahan (perintence)  tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-unsur  emosional insan  yang bersangkutan.[2]
                        Adapun pengertian motivasi dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.[3]
Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.[4]
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
1.      Motivasi intrinsik, jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2.      Motivasi ekstrinsik, jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian anak mau melakukan sesuatu atau belajar.[5]

Sebagian dari anak-anak saat ini, ada yang mempunyai motivasi belajar tinggi atau anak yang memiliki motivasi Intrinsik biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan dari gurunya.  Akan tetapi tidak sedikit pula orang tua yang menganggap hal ini hanya urusan atau masalah sepele sehingga kebanyakan dari mereka acuh tak acuh dengan persoalan tersebut, bahkan terkadang banyak orang tua yang cenderung menyalahkan anak mereka sendiri karena dianggap bodoh.
                        Begitu pula dengan studi kasus pada penelitian ini, tidak berbeda jauh dengan pembahasan di atas. Agung (Nama Samaran) merupakan siswa kelas IV SD pada salah satu Sekolah Dasar Negeri yang ada di Wilayah Kecamatan Cerme. Dalam kesehariannya Agung terkenal sebagai anak yang nakal, baik di sekolah, di lingkungan rumahnya maupun di tempat lesnya. Apalagi kedua orang tua sama-sama sibuk bekerja di luar rumah. Pagi berangkat dan sore baru pulang. Dan akibatnya Agung kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Untuk masalah belajar, orang tuanya menyerahkan semuanya kepada gurunya, baik gurunya di sekolah maupun gurunya di tempat dia mengikuti Les. Akan tetapi, Agung mempunyai masalah dalam hal proses belajarnya. Dia sering malas belajar dan lebih suka bermain daripada belajar. Baik di sekolah maupun di tempat lesnya, dia jarang memperhatikan ketika gurunya menerangkan. Dan jika disuruh mengerjakan tugas, dia sering mengalami kesulitan. Apalagi pelajaran Matematika. Dia sering mengeluh capek, malas, dan bingung jika berhitung.
                        Alasan inilah, yang membuat penulis menjadi tertarik untuk meneliti dan mendalami kasus tersebut, dengan judul penelitian Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec. Cerme Kab. Gresik)”. Dengan adanya bimbingan konseling ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar klien, sehingga dengan bantuan tersebut dapat membuat anak ini menjadi bersemangat dalam belajarnya dan prestasi belajarnya juga semakin baik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar?
2.      Bagaimana proses konseling dengan menggunakan Terapi Behaviour dalam meningkatkan motivasi belajar pada anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec. Cerme Kab. Gresik)?
3.      Bagaimana hasil dari proses konseling yang telah dilakukan dengan menggunakan Terapi Behaviour dalam meningkatkan motivasi belajar pada anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec. Cerme Kab. Gresik)?

C.    Judul Penelitian 
Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec. Cerme Kab. Gresik)

D.    Metode  Penelitian
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.      Subjek Penelitian
3.      Tahap-Tahap Penelitian
4.      Jenis dan Sumber Data
5.      Teknik Pengumpulan Data  
6.      Teknik Analisis Data
7.      Teknik Keabsahan Data

E.     Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Dalam penelitian ini ada beberapa judul penelitian yang saya jadikan relevansi.  Antara lain sebagai berikut :   
1.    STUDY TENTANG MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PROGRAM IPA DI SMU NEGERI I SOOKO KABUPATEN SIDOARJO.
Oleh         : Nur Rohim
Nim          : D01394067, IAIN Sunan Ampel Surabaya 1999.
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang siswa Program IPA di SMU Negeri I Sooko Kabupaten Mojokerto apakah mempunyai motivasi belajar yang tinggi terhadap pendidikan agama Islam. Selain itu, juga meneliti tentang faktor apa saja yang mempengaruhi adanya motivasi tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah sama-sama membahas tentang motivasi belajar. Sedangkan letak perbedaannya, terletak pada jumlah subjek penelitian. Jika pada penelitian ini subjek yang diteliti adalah semua siswa program IPA, maka pada penelitian yang akan saya kaji subjeknya hanya satu orang.

2.    PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MA MA`ARIF KENCONG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
Oleh         : Saiful
Nim          : D512206181, IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010.
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Tenaga konselor yang ada di MA Ma`arif Kencong Jember yang mempunyai peran penting dalam membimbing dan memberi motivasi dalam proses belajar mengajar dan menangani peserta didik yang kesulitan dalam belajar. Yakni dengan cara mengklasifikasikan bentuk Bimbingan dan motivasi belajar terhadap peserta didik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan saya kaji adalah sama-sama ingin meningkatkan motivasi belajar anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian ini menggunakan kuantitatif, maka pada penelitian saya adalah dengan menggunakan metode kualitatif.
3.    PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH KE SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUL MUTA’ALLIMIN SORPA BANGKALAN
Oleh         : Hosimah
NIM         : D03206026
Jurusan     :Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya,
Kata Kunci: Peran Orang Tua, Motivasi
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang peran orang tua dalam memotivasi siswa untuk melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama Darul Mutaallimin Sorpa Kec. Galis Kab. Bangkalan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi sebagai cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Setelah semua data terkumpul, peneliti menggunakan rumus persentase untuk mendeskripsikan keadaan di lapangan dan juga untuk menjawab pertanyaan tentang peran orang tua dalam memotivasi siswa untuk melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama Darul Mutaallimin Sorpa Kec. Galis Kab. Bangkalan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah sama-sama ingin meningkatkan motivasi pada anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian ini menggunakan kuantitatif, maka pada penelitian saya adalah dengan menggunakan metode kualitatif.

4.    PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHADAPI UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GRESIK
Oleh         : Jauharotun Nafisah
NIM         : DO3304025
Jurusan     : Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci: Konseling, Motivasi
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Bimbingan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa menghadapi Ujian Akhir Nasional adalah dengan memberikan dorongan belajar yang diberikan pada siswa dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional sekarang standar nilai yang ditetapkan bertambah tinggi yaitu 5,25 dicapai dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang perkembangan anak didik kita supaya menjadikan siswa yang bermutu. Untuk bisa mencapai nilai tersebut siswa harus diberi motivasi agar dalam menjelang ujian tidak mengalami suatu kesulitan atau ketakutan, lalu siswa selalu disuruh untuk mengerjakan latihan soal-soal supaya nanti menghadapi UAN apa yang sudah dipelajari bisa mengerjakan dengan lebih mudah tidak mengalami kebingungan. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif deskriptif dan sama-sama meneliti tentang meningkatkan motivasi belajar.  Perbedaannya terletak pada metode yang digunakan, kalau pada skripsi ini menggunakan metode pengambilan kebijakan. Sedangkan pada penelitian saya akan menggunakan Terapi Behaviour.

5.    HUBUNGAN KONSELING BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK PERSATUAN 1 TULANGAN, SIDOARJO
Oleh         : M. Azwar Anas
NIM         : D33304002,
Jurusan     : Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci: Konseling Belajar, Motivasi Berprestasi Siswa
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Hubungan Konseling belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas XI SMK Persatuan 1 Tulangan Sidoarjo. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana konseling belajar di SMK Persatuan 1 Tulangan, bagaimana motivasi berprestasi siswa kelas XI di SMK Persatuan 1 Tulangan, dan sejauh mana hubungan konseling belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas XI di SMK Persatuan 1 Tulangan. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang motivasi belajar anak. Perbedaannya adalah terletak pada metode penelitian yang digunakan, kalau penelitian saya menggunakan metode penelitian kualitatif deskripstif, sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Dan pengumpulan datanya dilakukan dengan metode angket, observasi, interview dan dokumentasi. Kemudian data dianalisa menggunakan rumus statistik, yaitu: rumus prosentase dan rumus product moment.

6.    PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TAMAN SIDOARJO
Oleh         :Ranti Engarsari
NIM         :B37206008
Prodi        : Psikologi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Motivasi Belajar
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Pengaruh bimbingan kelompok terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo. Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama membahas tentang meningkatkan motivasi belaajar. Perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan. Kalau pada skripsi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan eksperimen, sedangkan penelitian saya menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan juga terletak pada Subyek penelitian, kalau dalam skripsi ini subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo, sebanyak 33 siswa yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 17 siswa dan kelompok kontrol 16 siswa. Sedangkan subjek penelitian saya hanya satu orang.
F.     Referensi Terkait

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:     PT. Asdi Mahasatya. 2002.
Balson, Maurice. 1999. Becoming Better Parents: Menjadi Orang Tua Yang Sukses. Jakarta: PT. Grasindo
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT.     Refika Aditama
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia.  2002
 Gunarsa, Singgih D., 2000. Konseling dan Psikoterapi (Jakarta: BPK Gunung Musa)
Hamalik, Oemar. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. 1983
J. Moleog, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja
           Rosdakarya. 2005                    
J Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja   Grafindo Persada. 2001   
Ketut Sukardi, Dewa. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan  Konselig di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005
Manru S.P. Kamus 3 Milyar Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris. Penerbit: Gali Ilmu
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prayitno  dan Erman Amti.  1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.            Jakarta : PT. Rinneka Cipta.

Puthot Tunggal Handayani, dkk. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis.          Surabaya: Giri Utama
Salim, Peter. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern        English.1991).
Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.1987.
Suhendi, H. Hendi dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: Pustaka Setia.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan                               Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
            1998.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi                               Offset.
Willis,  Sofyan S.  2004.  Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Winkel, W.S. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.1989


G.    Daftar Isi
Judul Penelitian
Persetujuan Dosen Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto
Persembahan
Pernyataan Otensitas Skripsi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E.  Definisi Konsep
F.   Metode Penelitian
1.   Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.   Sasaran dan Lokasi Penelitian
3.   Jenis dan Sumber Data
4.   Tahap-Tahap Penelitian
5.   Teknik Pengumpulan Data
6.   Teknik Analisis Data
7.   Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
G.    Sistematika Pembahasan

BAB II            : TINJAUAN TEORITIK
A.    Bimbingan Konseling Islam
1.   Definisi Bimbingan Konseling
2.   Sejarah Bimbingan Konseling
3.   Tujuan Bimbingan Konseling
4.   Fungsi Bimbingan Konseling
5.   Azaz-Azaz Bimbingan dan Konseling
6.   Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling
7.   Langkah-Langkah Bimbingan Konseling
8.   Unsur-Unsur Bimbingan Konseling
9.   Layanan Bimbingan Konseling
10.  Metode Bimbingan Konseling

B.     Terapi Behaviour
1.   Definisi
2.   Konsep Dasar Tentang Manusia
3.   Tujuan Terapi atau Konseling
4.   Fungsi dan Peran Terapis
5.   Proses Konseling
6.   Teknik Terapi Behaviour
7.   Ciri-ciri Terapi Behaviour

C.     Motivasi Belajar
1.   Pengertian Motivasi Belajar
2.   Fungsi Motivasi
3.   Macam-macam Motivasi
4.   Cara-cara Untuk Meningkatkan Motivasi
5.   Bentuk-bentuk Motivasi
6.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
7.   Faktor-faktor yang menyebabkan malas belajar
D.    Penelitian Terdahulu yang Relevan

BAB III : PENYAJIAN DATA
A.    Deskripsi Umum Objek Penelitian
1.   Deskripsi Lokasi Penelitian
a.    Latar Belakang Sejarah
b.    Keadaan Geografis
c.    Keadaan Demografis
d.   Keadaan Perekonomian
e.    Keadaan Keagamaan
f.     Keadaan Sosial Budaya
g.    Keadaan Sosial Pendidikan
2.    Deskripsi Konselor
3.   Deskripsi Konseli
4.   Deskripsi Masalah

B.     Deskripsi Hasil Penelitian
1.   Deskripsi Data Tentang Faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar.
2.   Deskripsi Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
3.   Deskripsi Hasil Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
BAB IV : ANALISIS DATA
1.      Analisis Data Tentang Faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar.
2.      Analisis Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
3.      Analisis Hasil Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).

BAB V : PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN













                                                                                                                               Surabaya, 12 Oktober  2012
                       
                       Ketua Jurusan                                              Mahasiswa
                                                                                                           
                                                                                                                       

           Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I                           Rianita Soefiyanawati
           NIP.19630303 199203 2 002                          NIM. B03208013

















TABEL MATRIK PENELITIAN
Nama     : Rianita Soefiyanawati   
NIM      :   B03208013
Judul     : BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI BEHAVIOUR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK (STUDY KASUS TERHADAP SALAH SATU ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR DI PERUMAHAN CERME INDAH DESA BETITING KEC. CERME KAB. GRESIK)

No
Temuan Masalah
Metodologi
Tujuan Penelitian
Rancangan Penelitian
1
Tidak adanya komunikasi didalam keluarga konseli, sehingga konseli menjadi kurang perhatian dari orang tuanya dalam hal belajarnya. Orang tua terlalu menuntut anaknya untuk mengikuti Bimbingan Belajar. Sementara anaknya tidak mempunyai motivasi untuk belajar dan lebih suka bermain daripada belajar.
Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif.
Sedangkan Analisa Data menggunakan Analisis Deskriptif, sehingga dapat diperoleh data yang valid tentang faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang mempunyai motivasi dalam belajar.
Sedangkan  untuk jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan observasi, dan wawancara
- Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisa proses Bimbingan Konseling  antara teori, teknik terapi  dan kenyataan dengan menggunakan Terapi Behaviour.

- Sedangkan penelitian Studi Kasus digunakan untuk memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang masalah pada konseli. Mengetahui pribadi Konseli dan karakter-karakter anggota keluarganya  yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
- Pendekatan  yang digunakan adalah Terapi Behaviour. Terapi behavior adalah pendekatan yang ada pada konseling dan
psikoterapi yang berurusan dengan pengubahan tingkah laku, dari tingkah laku yang salah kemudian diubah menjadi proses belajar yang sesuai dengan tingkah laku ke arah positif.


-Teknik-teknik yang digunakan adalah :
a.Desensiation Sistematik
b. Latihan Asertif
c. Aversi
d. Pengkondisian Operan
a.                    

Surabaya, 12 Oktober 2012
Mengetahui,
Ketua Laboratorium BKI


(Yusria Ningsih, S.Ag. M.Kes)





[1] http://Motivasi-Belajar-Pada-Anak.html
[3] Peter Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern English.1991). hal. 997
[4] Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rajawali. 1986). hal.73

[5] Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rajawali. 1986). hal.88-90

0 comments:

Post a Comment