NAMA : RIANITA SOEFIYANAWATI
NIM : B03208013
KONSENTRASI : KELUARGA
MATRIK
USULAN JUDUL SKRIPSI
A. Latar Belakang
Kehidupan
manusia dari waktu ke waktu pasti mengalami perubahan, dan itu semua disebabkan
karena adanya pergesekan pergaulan dalam lingkungan, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam pergaulan tersebut manusia akan
terbentuk menjadi individu yang berbeda-beda, baik dari fisik, perilaku, maupun
cara berfikir. Sehingga dari pergaulan itu kepribadian setiap individu akan
terbentuk, karena pada hakikatnya kepribadian individu adalah serangkaian dari
perilaku. Dan semua itu tak
luput dari peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Namun dalam akhir-akhir
ini orang tua sering dihadapkan pada satu masalah yang sering dianggap remeh,
yakni masalah kesulitan belajar pada anak dan rendahnya motivasi belajar pada
anak. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya di luar sering menomor duakan
anak-anaknya. Perhatian dan kasih sayang mereka menjadi kurang dan bahkkan
jarang mengurusi anak-anaknya.
Dan masalah
yang sering dialami oleh anak-anak atau para siswa adalah mengenai prestasi di
sekolahnya. Banyak dari mereka diharapkan dapat memahami pelajaran yang
diterimanya serta mampu bersaing dengan temannya untuk berlomba meraih prestasi
yang gemilang. Prestasi yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan, bukan
berarti anak memiliki kemampuan yang rendah atau taraf inteligensi yang rendah.
Karena tidak semua anak yang tidak berprestasi merupakan anak yang berinteligensi
rendah. Adakalanya prestasi yang rendah tersebut disebabkan karena anak memiliki
kesulitan dalam proses belajarnya atau biasa dikatakan dengan learning
disabilities (kesulitan belajar).
Pada usia 7 sampai 8 tahun ciri-ciri anak yang mengalami
kesulitan belajar terkadang masih diabaikan namun ketika anak sudah mencapai
usia 9 tahun, dengan tuntutan akademis yang makin meningkat di fase ini
biasanya stigma bodoh, malas, nakal sering diterima dari lingkungan. Artinya, kekeliruan
dan beragam pemahaman yang kurang tepat tentang anak yang mengalami kesulitan
belajar masih banyak dijumpai di lapangan, baik di kalangan umum maupun di
kalangan guru atau pendidik sendiri. Anak yang prestasinya rendah atau
tertinggal dalam pelajaran secara otomatis dikatakan bodoh. Padahal bisa jadi
kemampuan anak sebenarnya bisa lebih dari itu, tapi karena anak mengalami
kesulitan dalam belajar, akhirnya ia menjadi tidak berprestasi ataupun
kemampuan anak tidak terlihat secara optimal sehingga prestasi anak tidak
sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya.
Namun, masih
banyak siswa yang mengalami beragam hambatan dan kesulitan, sehingga berakibat
pada pencapaian prestasi yang tidak sesuai dengan harapan. Sehingga banyak dari
mereka yang menjadi malas belajar karena sering dibanding-bandingkan dengan
temannya yang lain. Tak jarang dari mereka menjadi kurang greget dalam belajar. Dan akibatnya orang tua merasa kesel dan
sering mengeluh kalau anaknya malas belajar dan motivasi dalam belajarnya
menjadi kurang.[1]
Sujono Trimo memberikan pengertian
motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam perilaku individu dalam perilaku
individu, baik yang akan menentukan
arah maupun daya tahan (perintence) tiap perilaku manusia yang
didalamnya terkandung pula unsur-unsur emosional insan yang bersangkutan.[2]
Adapun
pengertian motivasi dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer,
adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik
secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan
tujuan tertentu.[3]
Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling"
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam
motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi,
ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.[4]
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
1.
Motivasi
intrinsik, jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2.
Motivasi
ekstrinsik, jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian anak mau melakukan sesuatu atau belajar.[5]
Sebagian dari anak-anak saat ini, ada yang mempunyai
motivasi belajar tinggi atau anak yang memiliki motivasi Intrinsik biasanya
dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan dari gurunya. Akan tetapi tidak sedikit pula orang tua yang
menganggap hal ini hanya urusan atau masalah sepele sehingga kebanyakan dari
mereka acuh tak acuh dengan persoalan tersebut, bahkan terkadang banyak orang
tua yang cenderung menyalahkan anak mereka sendiri karena dianggap bodoh.
Begitu
pula dengan studi kasus pada penelitian ini, tidak berbeda jauh dengan
pembahasan di atas. Agung (Nama Samaran) merupakan siswa kelas IV SD pada salah
satu Sekolah Dasar Negeri yang ada di Wilayah Kecamatan Cerme. Dalam
kesehariannya Agung terkenal sebagai anak yang nakal, baik di sekolah, di
lingkungan rumahnya maupun di tempat lesnya. Apalagi kedua orang tua sama-sama
sibuk bekerja di luar rumah. Pagi berangkat dan sore baru pulang. Dan akibatnya
Agung kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Untuk masalah
belajar, orang tuanya menyerahkan semuanya kepada gurunya, baik gurunya di
sekolah maupun gurunya di tempat dia mengikuti Les. Akan tetapi, Agung
mempunyai masalah dalam hal proses belajarnya. Dia sering malas belajar dan
lebih suka bermain daripada belajar. Baik di sekolah maupun di tempat lesnya,
dia jarang memperhatikan ketika gurunya menerangkan. Dan jika disuruh
mengerjakan tugas, dia sering mengalami kesulitan. Apalagi pelajaran
Matematika. Dia sering mengeluh capek, malas, dan bingung jika berhitung.
Alasan
inilah, yang membuat penulis menjadi tertarik untuk meneliti dan mendalami
kasus tersebut, dengan judul penelitian “Bimbingan
Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak
yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec.
Cerme Kab. Gresik)”. Dengan adanya bimbingan
konseling ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar klien, sehingga dengan
bantuan tersebut dapat membuat anak ini menjadi bersemangat dalam belajarnya
dan prestasi belajarnya juga semakin baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar?
2. Bagaimana proses konseling dengan menggunakan Terapi Behaviour dalam
meningkatkan motivasi belajar pada anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak
yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec.
Cerme Kab. Gresik)?
3. Bagaimana hasil dari proses konseling yang telah
dilakukan dengan menggunakan Terapi Behaviour dalam meningkatkan motivasi belajar
pada anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak yang Mengalami Kesulitan
Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec. Cerme Kab. Gresik)?
C. Judul Penelitian
Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak (Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak
yang Mengalami Kesulitan Belajar Di Perumahan Cerme Indah Desa Betiting Kec.
Cerme Kab. Gresik)
D. Metode Penelitian
1.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
2.
Subjek
Penelitian
3.
Tahap-Tahap
Penelitian
4.
Jenis
dan Sumber Data
5.
Teknik
Pengumpulan Data
6.
Teknik
Analisis Data
7.
Teknik
Keabsahan Data
E. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Dalam penelitian ini ada beberapa judul
penelitian yang saya jadikan relevansi.
Antara lain sebagai berikut :
1.
STUDY TENTANG MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PROGRAM
IPA DI SMU NEGERI I SOOKO KABUPATEN SIDOARJO.
Oleh :
Nur Rohim
Nim :
D01394067, IAIN Sunan Ampel Surabaya 1999.
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang siswa
Program IPA di SMU Negeri I Sooko Kabupaten Mojokerto apakah mempunyai motivasi
belajar yang tinggi terhadap pendidikan agama Islam. Selain itu, juga meneliti
tentang faktor apa saja yang mempengaruhi adanya motivasi tersebut. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian saya adalah sama-sama membahas tentang
motivasi belajar. Sedangkan letak perbedaannya, terletak pada jumlah subjek
penelitian. Jika pada penelitian ini subjek yang diteliti adalah semua siswa
program IPA, maka pada penelitian yang akan saya kaji subjeknya hanya satu
orang.
2. PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA MA MA`ARIF KENCONG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN
2008/2009.
Oleh :
Saiful
Nim :
D512206181, IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010.
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Tenaga
konselor yang ada di MA Ma`arif Kencong Jember yang mempunyai peran penting
dalam membimbing dan memberi motivasi dalam proses belajar mengajar dan menangani
peserta didik yang kesulitan dalam belajar. Yakni dengan cara mengklasifikasikan
bentuk Bimbingan dan motivasi belajar terhadap peserta didik. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan saya kaji adalah sama-sama ingin
meningkatkan motivasi belajar anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode
penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian ini menggunakan kuantitatif,
maka pada penelitian
saya adalah dengan menggunakan metode kualitatif.
3. PERAN ORANG TUA DALAM
MEMOTIVASI SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH KE SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARUL
MUTA’ALLIMIN SORPA BANGKALAN
Oleh : Hosimah
NIM : D03206026
Jurusan :Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel
Surabaya,
Kata Kunci: Peran Orang Tua,
Motivasi
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang peran orang tua dalam memotivasi
siswa untuk melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama Darul Muta’allimin Sorpa Kec. Galis Kab. Bangkalan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Kuantitatif yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, angket dan
dokumentasi sebagai cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian. Setelah semua data terkumpul, peneliti menggunakan rumus persentase
untuk mendeskripsikan keadaan di lapangan dan juga untuk menjawab pertanyaan
tentang peran orang tua dalam memotivasi siswa untuk melanjutkan sekolah ke
Sekolah Menengah Pertama Darul Muta’allimin Sorpa Kec. Galis Kab. Bangkalan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah sama-sama ingin
meningkatkan motivasi pada anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode
penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian ini menggunakan kuantitatif,
maka pada penelitian
saya adalah dengan menggunakan metode kualitatif.
4. PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHADAPI UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) DI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GRESIK
Oleh : Jauharotun Nafisah
NIM : DO3304025
Jurusan : Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci:
Konseling, Motivasi
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Bimbingan konseling dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa menghadapi Ujian Akhir Nasional adalah dengan memberikan dorongan belajar yang diberikan pada
siswa dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional sekarang standar nilai yang
ditetapkan bertambah tinggi yaitu 5,25 dicapai dalam meningkatkan kualitas
pendidikan yang perkembangan anak didik kita supaya menjadikan siswa yang
bermutu. Untuk bisa mencapai nilai tersebut siswa harus diberi motivasi agar
dalam menjelang ujian tidak mengalami suatu kesulitan atau ketakutan, lalu
siswa selalu disuruh untuk mengerjakan latihan soal-soal supaya nanti
menghadapi UAN apa yang sudah dipelajari bisa mengerjakan dengan lebih mudah
tidak mengalami kebingungan. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif deskriptif dan sama-sama
meneliti tentang meningkatkan motivasi belajar.
Perbedaannya terletak pada metode yang digunakan, kalau pada skripsi ini menggunakan
metode pengambilan kebijakan. Sedangkan pada
penelitian saya akan menggunakan Terapi Behaviour.
5. HUBUNGAN KONSELING BELAJAR
DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK PERSATUAN 1 TULANGAN, SIDOARJO
Oleh : M.
Azwar Anas
NIM : D33304002,
Jurusan : Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci: Konseling Belajar, Motivasi Berprestasi Siswa
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini meneliti tentang Hubungan Konseling
belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas XI SMK Persatuan 1 Tulangan
Sidoarjo. Dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana konseling belajar di SMK Persatuan 1 Tulangan,
bagaimana motivasi berprestasi siswa kelas XI di SMK Persatuan 1 Tulangan, dan sejauh
mana hubungan konseling belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas XI di
SMK Persatuan 1 Tulangan. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang
motivasi belajar anak. Perbedaannya adalah terletak pada metode penelitian yang
digunakan, kalau penelitian saya menggunakan metode penelitian kualitatif
deskripstif, sedangkan penelitian
ini menggunakan penelitian kuantitatif. Dan pengumpulan datanya dilakukan
dengan metode angket, observasi, interview dan dokumentasi. Kemudian data
dianalisa menggunakan rumus statistik, yaitu: rumus prosentase dan rumus
product moment.
6. PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK
TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TAMAN
SIDOARJO
Oleh :Ranti
Engarsari
NIM :B37206008
Prodi : Psikologi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci: Bimbingan
Kelompok, Motivasi Belajar
Persamaan dan Perbedaan : Dalam skripsi ini
meneliti tentang Pengaruh
bimbingan kelompok terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Taman Sidoarjo. Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan
saya lakukan adalah sama-sama membahas tentang meningkatkan motivasi belaajar.
Perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan. Kalau pada skripsi
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan eksperimen, sedangkan
penelitian saya menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan juga
terletak pada Subyek
penelitian, kalau dalam skripsi ini subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo, sebanyak 33 siswa yang
terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 17 siswa dan kelompok
kontrol 16 siswa. Sedangkan subjek penelitian saya hanya satu orang.
F.
Referensi
Terkait
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2002.
Balson, Maurice. 1999. Becoming Better Parents: Menjadi Orang Tua
Yang Sukses. Jakarta: PT. Grasindo
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: PT. Refika Aditama
Danim,
Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia. 2002
Gunarsa, Singgih D.,
2000. Konseling dan Psikoterapi (Jakarta: BPK Gunung Musa)
Hamalik,
Oemar. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. 1983
J. Moleog, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi).
Bandung: Remaja
Rosdakarya.
2005
J Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta:
Raja Grafindo
Persada. 2001
Ketut Sukardi, Dewa. Pengantar Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konselig di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005
Manru S.P. Kamus 3 Milyar Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris. Penerbit:
Gali Ilmu
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Rinneka Cipta.
Puthot
Tunggal Handayani, dkk. Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya:
Giri Utama
Salim, Peter. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.
(Jakarta: Modern English.1991).
Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.1987.
Suhendi, H. Hendi dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung:
Pustaka Setia.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
1998.
Walgito,
Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek.
Bandung: Alfabeta.
Winkel, W.S. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia.1989
G.
Daftar Isi
Judul Penelitian
Persetujuan Dosen Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto
Persembahan
Pernyataan Otensitas Skripsi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Manfaat Penelitian
E.
Definisi Konsep
F.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.
Sasaran dan Lokasi Penelitian
3.
Jenis dan Sumber Data
4.
Tahap-Tahap Penelitian
5.
Teknik Pengumpulan Data
6.
Teknik Analisis Data
7.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
G.
Sistematika Pembahasan
BAB II
: TINJAUAN TEORITIK
A.
Bimbingan Konseling Islam
1.
Definisi Bimbingan Konseling
2.
Sejarah
Bimbingan Konseling
3.
Tujuan Bimbingan Konseling
4.
Fungsi Bimbingan Konseling
5.
Azaz-Azaz Bimbingan dan Konseling
6.
Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
7.
Langkah-Langkah Bimbingan Konseling
8.
Unsur-Unsur Bimbingan Konseling
9.
Layanan
Bimbingan Konseling
10.
Metode
Bimbingan Konseling
B.
Terapi
Behaviour
1.
Definisi
2.
Konsep Dasar Tentang Manusia
3.
Tujuan Terapi atau Konseling
4.
Fungsi dan Peran Terapis
5.
Proses Konseling
6.
Teknik Terapi Behaviour
7.
Ciri-ciri
Terapi Behaviour
C.
Motivasi
Belajar
1.
Pengertian Motivasi Belajar
2.
Fungsi
Motivasi
3.
Macam-macam
Motivasi
4.
Cara-cara
Untuk Meningkatkan Motivasi
5.
Bentuk-bentuk
Motivasi
6.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
7.
Faktor-faktor
yang menyebabkan malas belajar
D.
Penelitian Terdahulu yang Relevan
BAB III : PENYAJIAN DATA
A.
Deskripsi Umum Objek Penelitian
1.
Deskripsi Lokasi
Penelitian
a.
Latar Belakang
Sejarah
b.
Keadaan
Geografis
c.
Keadaan
Demografis
d.
Keadaan
Perekonomian
e.
Keadaan
Keagamaan
f.
Keadaan Sosial
Budaya
g.
Keadaan Sosial
Pendidikan
2.
Deskripsi Konselor
3.
Deskripsi Konseli
4.
Deskripsi Masalah
B.
Deskripsi Hasil Penelitian
1.
Deskripsi Data Tentang Faktor yang menyebabkan
anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar.
2.
Deskripsi Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak
(Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di
Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
3.
Deskripsi Hasil Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak
(Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di
Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
BAB IV :
ANALISIS DATA
1.
Analisis Data Tentang Faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar.
2.
Analisis Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak
(Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di
Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
3.
Analisis Hasil Proses Bimbingan Konseling dengan Terapi Behaviour Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Anak
(Study Kasus Terhadap Salah Satu Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di
Perumahan Cerme Indah Kec. Cerme Kab. Gresik).
BAB V : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Surabaya,
12 Oktober 2012
Ketua Jurusan Mahasiswa
Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I Rianita
Soefiyanawati
NIP.19630303 199203 2 002 NIM. B03208013
TABEL
MATRIK PENELITIAN
Nama : Rianita Soefiyanawati
NIM : B03208013
Judul : BIMBINGAN
KONSELING DENGAN TERAPI BEHAVIOUR
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK (STUDY KASUS TERHADAP SALAH SATU
ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR DI PERUMAHAN CERME INDAH DESA BETITING
KEC. CERME KAB. GRESIK)
No
|
Temuan Masalah
|
Metodologi
|
Tujuan Penelitian
|
Rancangan Penelitian
|
1
|
Tidak adanya komunikasi didalam keluarga konseli, sehingga konseli menjadi kurang perhatian dari orang tuanya dalam hal belajarnya. Orang
tua terlalu menuntut anaknya untuk mengikuti Bimbingan Belajar. Sementara
anaknya tidak mempunyai motivasi untuk belajar dan lebih suka bermain
daripada belajar.
|
Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif.
Sedangkan Analisa Data menggunakan Analisis Deskriptif, sehingga
dapat diperoleh data yang valid tentang faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi kurang
mempunyai motivasi dalam belajar.
Sedangkan untuk jenis penelitian
yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data, yaitu dengan
menggunakan observasi, dan wawancara
|
-
Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisa proses Bimbingan Konseling antara
teori, teknik terapi dan kenyataan
dengan menggunakan Terapi
Behaviour.
-
Sedangkan penelitian Studi Kasus digunakan untuk memberikan gambaran secara
mendetail mengenai latar belakang masalah pada konseli. Mengetahui pribadi
Konseli dan karakter-karakter anggota keluarganya yang kemudian dijadikan suatu hal yang
bersifat umum.
|
- Pendekatan yang digunakan adalah
Terapi Behaviour. Terapi
behavior adalah pendekatan yang ada pada konseling dan
psikoterapi yang berurusan dengan pengubahan tingkah
laku, dari tingkah laku yang salah kemudian diubah menjadi proses belajar
yang sesuai dengan tingkah laku ke arah positif.
-Teknik-teknik yang digunakan adalah :
a.Desensiation Sistematik
b. Latihan Asertif
c. Aversi
d. Pengkondisian Operan
a.
|
Surabaya, 12 Oktober 2012
Mengetahui,
Ketua Laboratorium BKI
(Yusria Ningsih, S.Ag. M.Kes)
0 comments:
Post a Comment