Saturday, January 19, 2013

Fase Remaja




1.      Makna remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. 

Menurut Konopka, masa remaja meliputi 3 bagian, yaitu : 
a. Remaja awal (12-15 tahun),
b. Remaja madya (15-18 tahun), dan 
c. Remaja akhir (19-22 tahun).

Sementara Salzman mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu moral.

Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menajdi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menetukan arah kehidupannya.

Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai masaa “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta dan perasaan alineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.

Perspektif Psikologis
Teori-teori psikologi dan psiko-sosial mengkaji hubungan antara mekanisme penyesuaian psikologis dengan kondisi-kondisi sosial yang memfasilitasinya (mempengaruhinya). Stres dan krisis dipandang sebgaai elemen-elemen pokok dalam persepktif ini.

Tokoh yang mewakili perspektif kini adalah Erick H. Erikson, yang mengatakan bahwa remaja bukan sebagai periode konsolidasi kepribadian tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupan. Masa remaja berkaitan dengan perkembangan “sense of identity Vs role confusion”, yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya. Remaja selalu dihadapkan pada siapakah dirinya yang sebenarnya, seperti apa masa depannya nanti, dll.

Apabila remaja tersebut berhasil memahami dirinya, peran-perannya, dan makna hidup, maka dia akan menemukan jati dirinya dan memiliki kepribadian yang sehat, sebaliknya jika dia gagal, maka dia akan mengalami kebingungan yang akan berdampak kurang baik bagi masa remajanya. 

Perspektif Psikoanalisa
Anna freud, anak perempuan Freud, merujuk periode remaja ini sebagai masa “internal disharmony”. Pada kondisi menyebabkan masa remaja dipandang sebagai periode “strom dan stress”. Pada masa ini, konsolidasi egonya terancam oleh orientasi genital baru yang dapat menghidupkan kembali dorongan pregenital yang dikontrol oleh pertahanan ego yang disebut “ represi”. Represi ini merupakan mekanisme pertahanan ego yang menjaga atau memelihara kekuatan/dorongan insting dengan cara menyembunyikan dari kesadarnnya atau pikirannya.

Selanjutnya Anna Freud mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah pokok mekanisme pertahanan ego pada masa remaja, yaitu sebagai berikut :
1.      Ego mencoba untuk mengganti konflik oedipal dengan orang tua. Pertahanan ego mencoba meringankan kecemasan-kecemasan yang berhubungan dengan dorongan regresi.
2.      Ego gagal menolak desakan regresif dengan kembali kepada dorngan-dorongan (impuls) seksual kekanak-kanakan.

Iklim lingkungan yang tidak sehat, cenderung memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan remaja dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres atau depresi. Dalam kondisi seperti inilah, banyak remaja yang meresponnya dengan sikap dan perilaku yang kurang wajar bahkan amoral, seperti ikut kedalam pergaulan bebas, tindakan kriminal, dll.

2.      
5.       


Dr. H. Syamsu yusuf LN, M.Pd. psikologi perkembangan anak dan remaja.  Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2008, hal 184

0 comments:

Post a Comment