Sunday, January 20, 2013

MATRIK USULAN JUDUL SKRIPSI



NAMA                  : RIANITA SOEFIYANAWATI
NIM                      : B03208013
KONSENTRASI  : KELUARGA


MATRIK USULAN JUDUL SKRIPSI

A.    Latar Belakang

            Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya.  Dan komunikasi dalam keluargalah yang dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.
            Komunikasi yang terjadi antara anggota yang satu dengan yang lain berbeda, tergantung pada kepekaan tiap-tiap keluarga dan hubungan diantara anggota keluarga tersebut. Kualitas komunikasi mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan hubungan interpersonal yang positif di antara anggota keluarga. Dengan kata lain, komunikasi dalam keluarga akan berjalan baik apabila didukung oleh hubungan baik diantara anggota keluarga tersebut.
            Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.[1]
            Komunikasi merupakan faktor penting dalam interaksi, karena komunikasi menyebabkan adanya saling pengertian antar orang yang berkomunikasi. Kalau di dalam komunikasi mampu menumbuhkan saling pengertian maka relasi itu akan sangat produktif dan efektif.
            Secara etimologis, istilah komunikasi dalam Kamus Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris ditemukan kata “communication, yang berarti hubungan, penyebaran, alat komunikasi, pesan, pemberitahuan, pengumuman, pengabaran, dan pembicaraan.[2]  Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia, kata “ Komunikasi ” berarti sebuah hubungan, kontak, kabar, pengumuman, dan pemberitahuan.[3]
            Komunikasi yang efektif apabila orang yang mengungkapkan keprihatinan dan problem mengetahui  bahwa pendengarnya bisa memahami pesan yang sedang disampaikan atau tidak. Dalam kasus orang tua yang menilai bahwa anak-anak mereka mempunyai problem khusus tersendiri, orang tua akan sangat terbentuk untuk berkomunikasi dengan anak yang sudah diakui dan dipahami perasaannya.[4]
            “Terkadang orang tua berbicara dengan anaknya seolah berbicara dengan sebuah bangku ataupun seringkali orang tua tidak perlu mengendalikan cara mereka berbicara dengan anak-anaknya, hanya bersikap santai bahkan memberikan perintah, pertanyaan atau petuah…sepatah kata yang diucapkan oleh orang tua juga terkadang melukai perasaan seorang anak atau menjatuhkan harga dirinya atau anak tiba-tiba melakukan sesuatu yang menjadikan orang tua bermasalah. Selain itu, terkadang orang tua dapat menghukum anak-anaknya atas perilaku tertentu yang sangat tidak dapat diterima oleh orang tua”.
            Komunikasi antara orang tua dengan anaknya pada dasarnya harus terbuka. Komunikasi yang terbuka diharapkan dapat menghindari kesalahpahaman. Dalam batas-batas tertentu sifat keterbukaan dalam komunikasi  juga dilaksanakan dengan anak-anak, yaitu apabila anak-anak telah dapat berpikir secara baik, anak telah dapat mempertimbangkan secara baik mengenai hal-hal yang dihadapinya. Dengan demikian akan menimbulkan saling pengertian di antara seluruh anggota keluarga, dengan demikian akan terbina dan tercipta tanggung jawab sebagai anggota keluarga.
            Di samping keterbukaan dalam komunikasi, komunikasi di dalam keluarga sebaiknya merupakan komunikasi dua arah, yaitu saling memberi dan saling menerima di antara anggota keluarga. Dengan komunikasi dua arah akan terdapat umpan balik, sehingga dengan demikian akan tercipta komunikasi hidup, komunikasi yang dinamis.[5] Dengan komunikasi dua arah, masing-masing pihak akan aktif, dan masing-masing pihak akan dapat memberikan pendapatnya mengenai masalah yang dikomunikasikan.
            Dalam komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima. Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan, media, penerima, dan umpan balik.
            Masalah-masalah yang biasanya timbul di dalam kehidupan antar manusia sebenarnya berakar pada kesalahpahaman pengertian dan adanya miskomunikasi diantara mereka saja. Dan ketika berkomunikasi seringkali terjadi kesalahan, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan sosial.
            Kesalahan-kesalahan dalam komunikasi pada umumnya disebabkan tiga hal, yaitu:
1.      Terbatasnya perbendaharaan kata atau sistem simbol. Seringkali apa yang kita pikirkan atau rasakan tidak dapat kita ungkapkan dengan sempurna, karena tidak ada simbol atau kata yang tepat. Hal ini masih dapat diatasi dengan mengulang atau memperbaiki kalimat itu berulang-ulang, sampai si penerima mengerti betul maksud pengirim berita, tetapi sering juga terjadi bahwa kesempatan untuk mengulang-ulang berita ini tidak ada (misalnya dalam surat-menyurat) sehingga kesalahan komunikasi tetap saja terjadi.
2.      Terbatasnya daya ingat akan hal-hal yang kita lihat, pikirkan atau rasakan, makin lama makin kabur dalam ingatan kita. Karena itu kalau hal-hal itu baru akan dikomunikasikan setelah lewat beberapa saat yang cukup lama dari saat terjadinya atau terpikirnya atau terasanya hal tersebut, maka penggambaran kita sudah tidak sempurna lagi.
3.      Kurangnya waktu untuk bersama dan saling terbuka satu sama lain, sehingga apa yang ada dalam pikiran seseorang tidak bisa diketahui oleh orang lain secara baik, karena diantara mereka tidak waktu luang untuk meyempatkan mengobrol bersama, sehingga terjadilah kesalahpahaman diantara mereka.

            Jadi dengan adanya komunikasi yang baik, maka individu yang tadinya tidak tahu apa-apa, kemudian belajar memahami nilai yang ada dalam kelompoknya dan lingkungannya.[6]
            Sebagaimana kasus yang saya ambil di SMK Farmasi Surabaya, didalam keluarga konseli juga jarang sekali adanya komunikasi. Ayah konseli sudah tidak tinggal lagi dengan keluarga, ibu konseli juga sering keluar rumah dan kalaupun pulang pasti larut malam, sementara kakak konseli juga sempat terjerumus kedalam pergaulan bebas, dan adik konseli juga sering bolos sekolah. Dengan keadaan yang seperti itu, maka tak dipungkiri juga diantara keluarga mereka jarang adanya komunikasi dan kumpul bersama, sehingga anak-anaknya juga menjadi korban dari semua itu, mereka menjadi kurang perhatian dan kurang kasih sayang dari orang tuanya. Dengan adanya bimbingan konseling ini sekiranya dapat membantu menyelesaikan masalah yang terjadi  antara orang tua dan anak sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman atau miskomunikasi lagi diantara mereka, karena mereka sudah bisa mengerti akan peran, tanggung jawab, dapat memahami perasaannya masing-masing, dan saling terbuka satu sama lain.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang menyebabkan adanya miskomunikasi antara anak dengan orang tua di SMK Farmasi Surabaya ?
2.      Bagaimana proses konseling dengan menggunakan pendekatan Analisis Transaksional dalam meningkatkan komunikasi antara anak dengan orang tua di SMK Farmasi Surabaya ?
3.      Bagaimana langkah-langkah konseling yang akan diberikan kepada konseli terkait dengan pendekatan Analisis Transaksional dalam meningkatkan komunikasi antara anak dengan orang tua di SMK Farmasi Surabaya ?
4.      Bagaimana hasil dari proses konseling yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan Analisis Transaksional dalam meningkatkan komunikasi antara anak dengan orang tua di SMK Farmasi Surabaya ?

C.    Judul Penelitian 

Bimbingan Konseling Islam dengan Pendekatan Analisis Transaksional dalam Meningkatkan Komunikasi Antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.

D.    Metode  Penelitian

1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.      Subjek Penelitian
3.      Tahap-Tahap Penelitian
4.      Jenis dan Sumber Data
5.      Teknik Pengumpulan Data  
6.      Teknik Analisis Data
7.      Teknik Keabsahan Data

E.     Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Dalam penelitian ini ada beberapa judul penelitian yang saya jadikan relevansi.  Antara lain sebagai berikut :   

1.      KOMUNIKASI INTRAPERSONAL TENTANG SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA DESA BANJAR KEMANTREN SIDOARJO
Oleh                     : Hajar Aisyah
NIM                     : B06207059
Prodi                    : Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci           : Komunikasi, Model
Persamaan dan Perbedaan : Penelitian diatas secara garis besar membahas persoalan komunikasi intrapersonal tentang seks bebas di kalangan remaja desa Banjar Kemantren Sidoarjo, dengan kata kunci komunikasi dan model. Yang bisa dijadikan relevansi adalah komunikasi intrapersonal yang ada kaitannya dalam meningkatkan komunikasi, akan tetapi perbedaannya adalah penelitian ini lebih mengarah pada pengalaman pribadi dan faktor lingkungan dapat membentuk persepsi tentang seks bebas pada remaja.

2.      HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENGEMBANGAN KARIER
Oleh                     : Vina Silviana
NIM                     : B07207059
Prodi                    : Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci           : Komunikasi Interpersonal, Pengembangan Karier
Persamaan dan Perbedaan : Penelitian diatas membahas persoalan hubungan antara komunikasi interpersonal dengan pengembangan karier, dengan kata kunci komunikasi interpersonal dan pengembangan karier. Yang bisa dijadikan relevansi adalah komunikasi interpersonal yang ada kaitannya juga dalam meningkatkan komunikasi, akan tetapi perbedaannya adalah bahwa penelitian ini lebih mengarah pada semakin tinggi komunikasi interpersonal yang dimiliki karyawan, maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembangan karir karyawan, dan sebaliknya

3.      GAYA KOMUNIKASI PENGHUNI PANTI ASUHAN DENGAN MASYARAKAT GOGOR WIYUNG SURABAYA
Oleh                     : Zoeke Setiawan
NIM                     : B36207010
Prodi                    : Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci           : Komunikasi, Model
Persamaan dan Perbedaan : Penelitian ini membahas tentang gaya komunikasi penghuni panti asuhan Darul Musthofa dengan masyarakat Gogor gg 5 Kec. Wiyung Surabaya. Dimana mengkaji gaya penyampaian pesan ke masyarakat sekitarnya, dengan kata kunci komunikasi dan model. Yang bisa dijadikan relevansi adalah gaya dalam berkomunikasi, akan tetapi perbedaannya adalah penelitian ini lebih mengarah pada gaya penyampaian pesan yang bermacam-macam pada penghuni panti asuhan tersebut, karena penghuni panti itu ada yang dari Madura dan Jawa.

4.      BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI MISKOMUNIKASI ANTARA ANAK DAN ORANG TUA DI DESA JENANGGER BATANG-BATANG SUMENEP
Oleh                     : Hosniya
NIM                     : B03206017
Jurusan                 : Bimbingan Konseling Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci            : Bimbingan Konseling Islam, Miskomunikasi antara anak dan orang tua
Persamaan dan Perbedaan : Penelitian ini membahas tentang bimbingan konseling islam dalam menangani miskomunikasi antara anak dan orang tua di Desa Jenangger Batang-Batang Sumenep, dengan kata kunci bimbingan konseling islam dan miskomunikasi antara anak dan orang tua. Yang bisa dijadikan relevansi. Akan tetapi perbedaannya adalah penelitian ini lebih membahas pada dampak yang menyebabkan miskomunikasi dengan menggunakan metode Eksperimen dan teknik Empty Chair dengan peran Top Down dan Under Down.

5.      PROSES KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DALAM BELAJAR MENTERJEMAHKAN AL-QUR’AN (Studi pada Pendidikan Guru Madrasah Diniyah (PG.MADIN) Di Majelis Ta’lim An-Najiyah Semambung Wonoayu Sidoarjo )
Oleh                     : Shobibatus Sholikhah
NIM                     : B06206074
Prodi                    : Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci            : Proses Komunikasi Intrapersonal, Belajar, Menterjemahkan Al Qur’an
Persamaan dan Perbedaan : Penelitian ini membahas tentang proses Komunikasi Intrapersonal Dalam Proses Belajar Menterjemah Al-Qur’an (Studi Pada Pendidikan Guru Madrasah Diniayah (PG.MADIN) di Majelis Ta’lim An-Najiyah Semambung Wonoayu Sidoarjo), dengan kata kunci proses komunikasi intrapersonal, belajar dan menterjemahkan Al Qur’an. Yang dapat dijadikan relevansi adalah proses komunikasi dalam meningkatkan intensitas komunikasi. Akan tetapi perbedaannya adalah penelitian ini lebih mengarah pada proses belajar menterjemahkan Al Qur’an dengan menggunakan teknik Gestalt.

6.      POLA KOMUNIKASI ANAK JALANAN (Studi Etnografi Komunikasi Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Arek Lintang Surabaya)
Oleh                      : Farhan Liddinillah
NIM                      : B06206039
Prodi                     : Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya
Kata Kunci            : Pola Komunikasi, Anak Jalanan, Studi Etnografi Komunikasi
Persamaan dan Perbedaan : Penelitian ini membahas tentang pola komunikasi anak jalanan (Studi Etnografi Komunikasi Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Arek Lintang Surabaya), dengan kata kunci pola komunikasi, anak jalanan dan studi etnografi komunikasi. Yang dapat dijadikan relevansi adalah pola komunikasi dengan meningkatkan komunikasi. Akan tetapi perbedaannya adalah penelitian ini lebih mengarah pada hubungan komunikasi anak jalanan lebih cenderung menggunakan simbol-simbol verbal sebagai sandi, kode atau isyarat ketika berkomunikasi dengan sesama anggota komunitas apabila ada pembicaraan yang berkenaan dengan hal-hal penting atau sifatnya rahasia.














F.     Referensi Terkait

Balson, Maurice. 1999. Becoming Better Parents: Menjadi Orang Tua Yang Sukses. Jakarta: PT. Grasindo
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Manru S.P. Kamus 3 Milyar Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris. Penerbit: Gali Ilmu
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja             Rosdakarya.

Prayitno  dan Erman Amti.  1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konselinsg.          
                        Jakarta : PT. Rinneka Cipta.

Puthot Tunggal Handayani, dkk. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis.          Surabaya: Giri Utama

Suhendi, H. Hendi dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga.                     Bandung: Pustaka Setia.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan                               Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi                               Offset.
Willis,  Sofyan S.  2004.  Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.


http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/19/peranan-komunikasi-dalam-keluarga-untuk-pembentukan-sikap-sosial-siswa/



G.    Daftar Isi

Judul Penelitian
Persetujuan Dosen Pembimbing
Pengesahan Tim Penguji
Motto
Persembahan
Pernyataan Otensitas Skripsi
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E.  Definisi Konsep
F.   Metode Penelitian
1.   Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.   Sasaran dan Lokasi Penelitian
3.   Jenis dan Sumber Data
4.   Tahap-Tahap Penelitian
5.   Teknik Pengumpulan Data
6.   Teknik Analisis Data
7.   Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
G.    Sistematika Pembahasan

BAB II            : TINJAUAN TEORITIK
A.    Bimbingan Konseling Islam
1.   Definisi Bimbingan Konseling Islam
2.   Tujuan Bimbingan Konseling Islam
3.   Fungsi Bimbingan Konseling Islam
4.   Azaz-Azaz Bimbingan dan Konseling Islam
5.   Langkah-Langkah Bimbingan Konseling Islam
6.   Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam

B.     Pendekatan Analisis Transaksional
1.   Definisi
2.   Konsep Dasar Tentang Manusia
3.   Tujuan Konseling
4.   Fungsi dan Peran Terapis
5.   Proses Konseling
6.   Teknik Terapi atau Pendekatan Analisis Transakisonal

C.     Komunikasi
1.   Definisi Komunikasi
2.   Proses Terjadinya Komunikasi
3.   Model-Model Komunikasi
4.   Macam-Macam Komunikasi
5.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
6.   Faktor-Faktor yang Menghambat Komunikasi
7.   Kesalahan-Kesalahan Dalam Komunikasi
8.   Cara-Cara Komunikasi Efektif

D.    Penelitian Terdahulu yang Relevan

BAB III : PENYAJIAN DATA
A.    Deskripsi Umum Objek Penelitian
1.   Lokasi Penelitian
2.   Deskripsi Konselor
3.   Deskripsi Konseli
4.   Deskripsi Masalah

B.     Deskripsi Hasil Penelitian
1.   Deskripsi Data Tentang Faktor yang menyebabkan Miskomunikasi antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.
2.   Deskripsi Proses Bimbingan Konseling Islam dengan pendekatan Analisis Transaksional dalam Meningkatkan Komunikasi antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.
3.   Deskripsi langkah-langkah konseling yang akan diberikan kepada konseli terkait dengan pendekatan Analisis Transaksional dalam meningkatkan komunikasi antara anak dengan orang tua di SMK Farmasi Surabaya.
4.   Deskripsi Hasil Proses Bimbingan Konseling Islam dengan pendekatan Analisis Transaksional dalam Meningkatkan Komunikasi antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.

BAB IV : ANALISIS DATA
A.    Analisis Data Tentang Faktor yang menyebabkan Miskomunikasi antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.
B.     Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan pendekatan Analisis Transaksional  dalam Meningkatkan Komunikasi antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.
C.     Analisis langkah-langkah konseling yang akan diberikan kepada konseli terkait dengan pendekatan Analisis Transaksional dalam meningkatkan komunikasi antara anak dengan orang tua di SMK Farmasi Surabaya.
D.    Analisis Hasil Proses Bimbingan Konseling Islam dengan pendekatan Analisis Transaksional  dalam Meningkatkan Komunikasi antara Anak dengan Orang Tua di SMK Farmasi Surabaya.

BAB V : PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

                                                               

                                                                                                                                 Surabaya, 19 Januari 2012
                       
Ketua Jurusan BKI                                                                 Mahasiswa
                                                                                                           
                                                                                                                       

      Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I                                                        Rianita Soefiyanawati
      NIP.19630303 199203 2 002                                                       NIM. B03208013














TABEL MATRIK PENELITIAN
Nama     : Rianita Soefiyanawati   
NIM      :   B03208013
Judul     : BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN PENDEKATAN ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARA ANAK DAN ORANG TUA DI SMK FARMASI

No
Temuan Masalah
Metodologi
Tujuan Penelitian
Rancangan Penelitian
1
Tidak adanya komunikasi didalam keluarga konseli, sehingga konseli dan kedua saudaranya menjadi kurang perhatian dan kurang kasih sayang dari kedua orang tua.
Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif.
Sedangkan Analisa Data menggunakan Analisis Deskriptif, sehingga dapat diperoleh data yang valid tentang terjadinya masalah miskomunikasi yang didalam keluarga konseli.
Sedangkan  untuk jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan observasi, dan wawancara
- Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisa proses Bimbingan Konseling Islam antara teori, teknik terapi  dan kenyataan dengan menggunakan pendekatan Analisis Transaksional





- Sedangkan penelitian Studi Kasus digunakan untuk memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang masalah di keluarga konseli, Pribadi Konseli dan karakter-karakter anggota keluarganya  yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
- Pendekatan  yang digunakan adalah Pendekatan Analisis Transaksional yang  berlandaskan pada teori kepribadian yang menggunakan tiga pola perwakilan ego yang terpisah, yaitu ego orang tua, ego orang dewasa dan ego anak. Konselor berfungsi sebagai Guru, pelatih dan narasumber  yang menerapkan konsep-konsep  seperti analisis struktural, analisis skenario, dan analisis permainan.


-Teknik yang digunakan adalah :
1.Analisis Struktural
2.Analisis Transaksional
3.Kursi Kosong
4.Permainan Peran
5.Percontohan Keluarga
6.Analisis Skenario


a.                    

Surabaya, 19  Januari 2012
Mengetahui Laboratorium BKI


(Yusria Ningsih, S.Ag. M.Kes)




[1] Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal 25
[2] Manru S.P. Kamus 3 Milyar Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris. Penerbit: Gali Ilmu, hal 93
[3] Puthot Tunggal Handayani, dkk. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. ( Surabaya: Giri Utama), hal 269
[4] Maurice Balson. Becoming Better Parents: Menjadi Orang Tua Yang Sukses. (Jakarta: PT. Grasindo, 1999), hal 218
[5] Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. ( Yogyakarta: Andi Offset, 2004 ), hal 205
[6] H. Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal 102

0 comments:

Post a Comment